11
MarchTimor Leste Gandeng BRIN Kembangkan Kapasitas SDM Repositori dan ISSN
Repost from : https://brin.go.id/news/117022/timor-leste-gandeng-brin-kembangkan-kapasitas-sdm-repositori-dan-issn
Jakarta – Humas BRIN. Instituto Nacional de Ciencias e Tecnologia (INCT) Timor Leste melakukan penandatangan kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rabu (6/12) di Gedung BJ Habibie, Jakarta. Kerja sama tersebut terkait implementasi riset dan peningkatan kapasitas SDM terutama dalam hal pembangunan, pengembangan, pengoperasian dan tata kelola sistem repositori dan International Serial Data System (ISSN) di BRIN yang nantinya akan diterapkan di Timor Leste.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Edy Giri Rachman Putra mengatakan bahwa pada awal tahun ini pihaknya sudah menyepakati kerja sama tersebut dan bahkan sudah ada kegiatan yang berjalan. “Pada hari ini kita menandatangani, tentunya dapat dilanjutkan dengan melakukan kegiatan selanjutnya, dan yang paling penting kami BRIN sangat terbuka sekali untuk berkolaborasi,” kata Edy.
Dikatakanya, pihaknya juga membuka peluang untuk memperluas subjek dan kebutuhan riset yang perlu dikembangkan di Timor Leste. “Kami coba merespon dengan baik dan tentunya kita siapkan beberapa skema, dan skema tersebut untuk memperkuat kerja sama tapi juga mempererat hubungan di kawasan regional ini,” terangnya.
Pada pertemuan ini juga terbuka peluang untuk membahas skema capacity building dan kegiatan riset lainnya yang bisa dilakukan BRIN dengan INCT Timor Leste. Tidak hanya itu, sebagai langkah awal, pelatihan mengenai digital repositori dan ISSN kepada tenaga teknis INCT oleh BRIN tengah berlangsung sejak 29 November hingga 6 Desember 2023. Pelatihan ini juga diselenggarakan bersama oleh Direktorat Pengembangan Kompetensi, Pusat Data dan Informasi, serta Direktorat (RMPI) BRIN.
Wakil Presiden Instituto Nacional de Ciencia e Technologia (INCT) Timor Leste, Valentim Ximenez menerangkan, INCT sendiri memiliki program mobilisasi dan pertukaran periset. Hanya saja, berbeda dengan BRIN yang memiliki periset sendiri. INCT tidak mempunyai periset sendiri. Ia menyebutkan bahwa para periset di Timor Leste tersebar di 19 perguruan tinggi.
"Jadi kita punya peneliti semua dari universitas, ada 19 perguruan tinggi, dari sana kita yang mendanai dan kita rekrut mereka setiap tahun untuk melakukan penelitian. Dan kami juga nanti bisa mengundang mereka yang punya prestasi bagus bisa membuat mobilisasi di sini untuk mengikuti program PhD dan DBR," katanya.
Selain itu, Ximinez juga menyebutkan bahwa INCT dan BRIN perlu melakukan penyelesaian bersama join research dan join publication. Termasuk, dia mengusulkan agar publikasi hasil riset dapat menggunakan bahasa portugis, selain bahasa Indonesia dan Inggris. "Ini sekedar sebuah pikiran strategis yang mungkin bisa dilakukan agar publikasi juga dapat menggunakan bahasa portugis yang menjadi bahasa resmi di Timor Leste," ucapnya.
Lebih lanjut, Ximenez mengatakan bahwa pihaknya ingin mengembangkan kerja sama yang lebih teknis. Apalagi saat ini, terdapat 5 orang pelajar yang sedang mengikuti pelatihan repositori di BRIN. Hal ini menjadi langkah awal yang baik, namun demikian pihaknya berharap agar pelatihan tersebut dilanjutkan dalam kerja sama in-house, yang mengundang para ahli di BRIN ke Timor Leste, sehingga pelatihan yang diberikan tidak terputus.(Jml/nn)