Skip to main content

Blog entry by Briliant Admin

306 Calon Petugas Lapangan Ikuti Pelatihan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2023/2024

306 Calon Petugas Lapangan Ikuti Pelatihan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2023/2024

Repost from : https://brin.go.id/news/117827/306-calon-petugas-lapangan-ikuti-pelatihan-survei-demografi-dan-kesehatan-indonesia-20232024

Jakarta - Humas BRIN. 306 orang calon petugas lapangan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2023/2024 mengikuti pelatihan yang digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara daring, Rabu (13/3). Direktur Pengembangan Kompetensi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sasa Sofyan Munawar menjelaskan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan pemahaman peserta agar mampu memahami konsep pengumpulan data, metode kuisioner dengan menggunakan aplikasi yang digunakan dalam SDKI.

Pelatihan ini direncanakan akan berlangsung selama 9 hari dengan menggunakan sistem daring melalui website Learning Management System (LMS). Rangkaian pelatihan akan terdiri dari 7 materi inti dan 4 praktik dengan total 72 jam pembelajaran. Sebanyak 306 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia turut serta dalam pelatihan ini.

"Pelatihan cukup lama sembilan hari tentu harus dimaksimalkan mengikuti ini. Materi bagaimana memahamai konsep pelaksana  pengumpulan data dengan aplikasi yang digunakan," ungkap Sasa.

Untuk itu, Sasa optimis bahwa target yang telah ditetapkan dapat tercapai tanpa mengalami kendala selama proses pelatihan. Semua peserta diharapkan dapat menyelesaikan pelatihan dengan memperoleh pemahaman yang baik tentang tugas dan tanggung jawab sebagai petugas lapangan survei demografi dan kependudukan.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan akan terbentuk lebih banyak keterlibatan generasi muda yang mampu melakukan survei demografi dan kependudukan dengan standar yang tinggi, sehingga data yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar kebijakan yang lebih akurat dan efektif dalam pembangunan nasional.

 

1710314277-53169536.jpg

Sementara itu, Direktur Pengukuran dan Indikator Riset Teknologi dan Inovasi BRIN, Khairul Rizal menyampaikan harapan agar pelatihan calon petugas lapangan ini berjalan lancar dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pelaksanaan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2024.

Pelatihan ini, lanjut Khairul, merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya, di mana tahun lalu terdapat beberapa target yang belum tercapai, terutama dalam blok sensus. Atas arahan Kepala BRIN, target pada bulan Juli mendatang diharapkan dapat merilis hasil awal dari 6 indikator kunci, serta hasil lengkap akan dirilis pada akhir tahun.

Khairul juga menekankan pentingnya kegiatan SDKI ini, mengingat ekspektasi yang tinggi dari para stakeholder, baik dari pemerintahan maupun akademisi. Data yang dihasilkan dari survei ini akan menjadi dasar penting dalam menyusun kebijakan, terutama untuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Kegiatan SDKI ini sangat serius. Hal itu karena ekspektasi dari para staekholder yang tinggi, baik dari kalangan pemerintahan maupun akademisi. Data ini yang nantinya akan digunakan untuk menyusun kebijakan, yang akan digunakan sebagai base line angka dasar pencapaian ke depan dan kebijakan yang bersifat operasional, sehingga kalau data kurang akurat tentu akan berpengaruh terhadap pelaksanaan program pemerintah ke depan," jelas Khairul.

Menyoroti pentingnya akurasi data, Khairul menegaskan bahwa proses akuisisi data harus memenuhi kaidah ilmiah untuk menghasilkan data yang akurat. Hal ini penting karena data yang tidak akurat dapat berdampak buruk pada pelaksanaan program pemerintah ke depan, seperti program penyediaan alat kontrasepsi.

Khairul berharap melalui pelatihan ini, para calon petugas lapangan dapat mencapai kualitas tertentu sehingga akurasi data dapat dipertanggungjawabkan. Meskipun tidak mencapai 100 persen akurat, upaya untuk me-minimalisir kesalahan harus dilakukan.

Dikatakan Khairul, pada pelatihan tahun ini terdapat penggunaan metode pelatihan yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Pelatihan kali ini lebih banyak menggunakan pendekatan daring dan mandiri, tanpa menggunakan layanan konvensional. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian peserta dalam belajar, dengan asumsi bahwa pembelajaran yang paling efektif dipengaruhi oleh motivasi dan keingintahuan individu.

"Kombinasi ini diharapkan lebih aktif belajar sendiri, dengan asumsi bahwa pembelajaran paling efektif itu di-drive oleh kemauan dan keingintahuan sendiri. Ini merupakan kunci dari para peniliti dimana motivasi terbesar itu dari rasa ingin tahu sehingga kita akan fokus dan giat belajar. Karena keinginan belajar itu timbul dari rasa ingin tahu," tandasnya.

Terakhir, Khairul menekankan bahwa kesempatan menjadi calon petugas lapangan SDKI juga merupakan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dalam berinteraksi dengan masyarakat, serta meningkatkan pemahaman dalam ilmu statistik dan demografi kesehatan. Ini akan membantu peserta dalam pengembangan diri secara kognitif dan profesional. (jml)

  • Share