Skip to main content

Blog entry by Ijang Permana Sidik

Perwakilan 20 Negara Ikuti Pelatihan Deteksi Infeksi Bakteri Zoonosis

Perwakilan 20 Negara Ikuti Pelatihan Deteksi Infeksi Bakteri Zoonosis

Repost from : https://brin.go.id/news/113043/brin-selenggarakan-pelatihan-regional-deteksi-dan-karateristik-brucellosis-pada-hewan

1686897395-71517383.webp
 

Cibinong, Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan Pelatihan Regional Deteksi dan Karakteristik Brucellosis pada Hewan, yang diikuti oleh 25 orang peserta dari 20 negara, sejak Senin (12/6) . Brucellosis sedniri merupakan infeksi bakteri Brucella pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia (zoonosis) baik secara langsung maupun tidak langsung melalui produk hewan.

1686897396-9323356.jpg

"Peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk mendeteksi brucellosis sangat penting untuk melindungi kesehatan manusia dan hewan, serta mengurangi dampak zoonosis. Oleh karena itu, BRIN melalui Pusat Riset Veteriner, Organisasi Riset Kesehatan (ORK) bekerjasama dengan International Atomic Energy Agency, Kementerian Sekretariat Negara, dan Direktorat Pengembangan Kompetensi BRIN menyelenggarakan Pelatihan Regional Deteksi dan Karakterisasi Brucellosis pada Hewan selama lima hari, dimulai pada Senin hingga berakhir Jumat," ujar NLP. Indi Damayanti selaku Kepala ORK BRIN saat membuka pelatihan di Laboratorium Genomik Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong.

Indi menambahkan bahwa dengan menerapkan teknik diagnostik yang akurat intervensi yang ditargetkan dapat diterapkan untuk mencegah wabah dan mengurangi dampak sosial ekonomi dari brucellosis. Selain itu, melalui pelatihan ini, peserta dapat memperdalam pemahaman tentang metode deteksi brucellosis, belajar tentang teknik serologi dan molekuler, serta mendapatkan wawasan berharga tentang perkembangan dan teknologi terkini, serta praktik terbaik di bidang ini.

1686897396-98884824.jpg

Pada kesempatan yang sama, Yustiar Gunawan selaku Plt. Direktur Pengembangan Kompetensi BRIN, melaporkan bahwa pelatihan selama 5 hari ini diikuti oleh 25 peserta dari 20 negara. Peserta training berasal dari Bangladesh, Kamboja, Cina, Iran, Yordania, Kuwait, Malaysia, Mongol, Myanmar, Oman, Pakistan, Palestina, Filipina, Qatar, Sri Lanka, Republik Arab Suriah, Thailand, Amerika Emirat Arab, Vietnam, Yamen dan Indonesia.

"Pelatihan ini menghadirkan para ahli, profesional, dan sarjana dari berbagai negara untuk berdiskusi dan meningkatkan pemahaman tentang brucellosis. Kehadiran peserta tidak hanya memperkaya karakter internasional dari pelatihan ini tetapi juga menyoroti komitmen kolektif untuk memerangi brucellosis dalam skala global. Kami berharap pelatihan dapat berjalan secara efektif, peserta dalam keadaan sehat dan mendapatkan ilmu yang diharapkan," ungkap Yustiar.

Harimurti selaku Kepala Pusat Riset Veteriner berharap program pelatihan ini dapat memperkuat kolaborasi dan jejaring antar peserta dari berbagai latar belakang dan negara. Dengan menyatukan para ahli, profesional, dan cendekiawan dari berbagai negara akan membuka kesempatan untuk memanfaatkan berbagai keahlian, perspektif, dan pengalaman yang luas.

"Melalui upaya kolaboratif, kita dapat mengembangkan pendekatan yang lebih komprehensif dan holistik untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh brucellosis, melampaui batas geografis dan keterbatasan nasional. Manfaat signifikan lainnya dari pelatihan ini terletak pada kesempatan untuk menjalin hubungan profesional yang langgeng. Dengan berinteraksi dengan sesama peneliti, pakar, dan profesional di bidangnya, kami menciptakan jaringan yang melampaui batas program ini. Koneksi ini akan berfungsi sebagai sumber daya berharga di masa depan, memungkinkan komunikasi, kolaborasi, dan dukungan yang berkelanjutan untuk memerangi," kata Harimurti.

Sebagai informasi, pelatihan ini juga dihadiri perwakilan dari Kepala Teknis Luar Negeri Biro Kerja Sama Kementerian Sekretaris NegaraNoviyanti. Susan M. Noor sebagai Direktur Training EVT2100751 IAEA TC Project. Susan menambahkan bahwa kegiatan ini menghadirkan para ahli secara langsung yaitu Luca Freddi dan Maeline Ribeiro, serta Claire Ponsart dari French Agency for Food, Environmental & Occupational Health Safety secara daring. Pelatihan ini menggabungkan paparan materi dan praktikum di laboratorium untuk membantu peserta memahami deteksi dan karakterisasi brucellosis pada hewan baik melalui serologi maupun teknologi biologi molekuler. (sa)

  • Share