Page 25 - Microsoft Word - Modul 1 Keselamatan dan Proteksi Radiasi Konsep dan Regulasi
P. 25
resonance (ESR) atau electron paramagnetic resonance (EPR).
Berdasarkan cara kerja tersebut, alanine dijadikan dosimeter untuk besaran
dosis serap air (Gy).
(a) (b)
Gambar 3 (a) Linieritas dosis dan sinyal amplitudo ESR; (b) Spektrum ESR
(Baffa & Kinoshita, 2014)
Alanine telah dijadikan dosimeter untuk besaran dosis serap air untuk
aplikasi radiasi pemroses tingkat industri industri (M. McEwen et al., 2020;
M. R. McEwen et al., 2022; Sephton et al., 2007) dan di radioterapi medis
(Bourgouin et al., 2020; Kranzer et al., 2021; M. McEwen et al., 2015).
Termasuk studi mengenai verifikasi pemodelan Monte Carlo pada fasilitas
industri radiasi pemroses (Aknouch et al., 2021; Bailey et al., 2009).
Pemakaian dosimeter alanine untuk aplikasi dosimetri tingkat radiasi
pemroses tercantum dalam ISO/ASTM 51607:2013 Practice for use of an
alanine-EPR dosimetry system (ISO/ASTM International 2013b).
Interaksi radiasi pengion dengan alanin memicu serangkaian reaksi
sehingga menimbulkan radikal bebas. Radikal bebas dapat diartikan
sebagai elektron yang tidak mempunyai pasangan (unpaired electron).
Adanya elektron yang tidak berpasangan dengan karbon (central carbon)
dapat memberikan sifat paramagnetik dan bertanggung jawab atas garis
tengah spektrum ESR, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Garis-garis
yang berdekatan disebabkan oleh interaksi hyperfine dari elektron tidak
berpasangan dengan empat atom hidrogen yang terdapat pada radikal
CH3–C•H–COO. Oleh karena itu, karakteristik spektrum ESR alanin yang
Pelatihan Petugas Iradiator 14