Page 25 - 13. Diktat pengantar K3 dan Budkes
P. 25
BAB VI
BUDAYA KESELAMATAN
A. Definisi Budaya Keselamatan
Terminologi budaya keselamatan (safety culture) ini muncul pada laporan pasca
kecelakaan nuklir Chernobyl yang terjadi pada tahun 1986. Laporan tersebut
dipublikasikan IAEA pada tahun 1986 dalam dokumen Safety Series No 75 INSAG-
1. BATAN mengadopsi model budaya keselamatan yang dikembangkan oleh IAEA
melalui beberapa dokumen panduannya. Dalam Peraturan Kepala BAPETEN no 4
tahun 2010 tentang Sistem Manajemen Fasilitas dan Kegiatan terdapat kewajiban
bagi Pemegang Ijin untuk mengembangkan budaya keselamatan di fasilitasnya.
Adanya tuntutan regulasi ini, Kepala BATAN menetapkan pedoman penerapan
budaya keselamatan BATAN dalam Peraturan Kepala BATAN no 200 tahun 2012.
Berdasarkan dokumen tersebut, pengertian budaya keselamatan adalah paduan
sifat dari sikap organisasi dan individu dalam organisasi yang memberikan perhatian
dan prioritas utama pada masalah keselamatan.
B. Mekanisme Pengembangan Budaya Keselamatan
Budaya keselamatan merupakan salah satu dari bentuk budaya organisasi. Proses
terbentuknya budaya dalam organisasi yakni munculnya gagasan-gagasan atau
jalan keluar yang kemudian tertanam dalam suatu budaya dalam organisasi bisa
bermula dari mana pun, dari perorangan atau kelompok, dari tingkat bawah atau
puncak.
Edgar Schein (1985) menyatakan bahwa pembentukan budaya organisasi tidak bisa
dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Prosesnya mengikuti alur berikut:
1. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai-
nilai, perspektif, artefak ke dalam organisasi dan menanamkannya kepada
karyawan.
2. Budaya muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk
memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi
internal dan adaptasi eksternal.
24 Pengantar K3 & Budaya Keselamatan, DPK-BRIN, 2024