Page 62 - Microsoft Word - Modul 1 Keselamatan dan Proteksi Radiasi Konsep dan Regulasi
P. 62
Dalam keadaan pompa dimatikan, setelah minyak yang lama
dialirkan keluar, isikan minyak baru (± 0,5 lt) sebagai pembilas,
kemudian pompa dihidupkan beberapa menit.
Alirkan keluar minyak pembilas, kemudian isi lagi dengan minyak
baru.
2. Pompa Difusi
Ada beberapa jenis pompa uap misalnya pompa boster, pompa pancaran
uap dan pompa difusi. Namun dalam naskah ini hanya akan dibahas satu
jenis pompa uap yaitu pompa difusi Gambar 7 (b). Agar kehampaan akhir
yang dapat dicapai oleh pompa difusi bisa lebih tinggi maka pompa difusi
biasanya dibuat bertingkat. Susunan pompa rotary dan difusi ditunjukkan
pada Gambar 7 (a). Pada pompa difusi ini minyak difusi ditempatkan di
bagian bawah (bejana didih), selanjutnya dipanaskan sampai terjadi
pendidihan. Akibat mendidihnya minyak difusi, maka uap minyak difusi naik
ke atas melalui tabung tengah dan dengan dipasangnya nozle (celah
sempit) uap minyak difusi akan memancar ke arah sisi pompa membentuk
tabir uap. Pada dinding pompa difusi dipasang suatu pendingin untuk
mendinginkan uap minyak difusi sehingga mengembun dan kebali ke bejana
didih. Akibat pancaran uap minyak difusi maka molekul-molekul gas di
sekitar nozle terdorong ke bawah bersama uap minyak difusi. Dengan
demikian terjadi penghampaan ruangan di atas tabir dan begitu pula
ruangan sistem yang dihubungkan. Untuk mengoperasikan pompa difusi
memerlukan pompa pra vakum yaitu pompa rotary agar dapat dicapai
-2
tekanan operasi sisi masuk pompa difusi sekitar 10 Torr. Jika dalam
operasi pompa difusi menunjukkan tingkat kevakuman akhir yang kurang
mencapai semestinya, sementara kondisi sistem cukup bersih dan bebas
dari kebocoran, maka minyaknya perlu diperiksa. Jika minyaknya sudah
kelihatan keruh atau memudar, maka perlu dilakukan pembersihan pompa
dan mengganti minyaknya. Suatu panas lebih yang terjadi dari pemanas
juga dapat mengindikasikan kurangnya minyak pompa.
Pelatihan Teknis Petugas Iradiator 54